Tunalaras
Publikasi
pada 10 Januari 2012
Tunalaras
adalah individu yang mengalami hambatan dalam mengendalikan emosi dan kontrol
sosial. individu tunalaras biasanya menunjukan prilaku menyimpang yang tidak
sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku disekitarnya. Tunalaras dapat
disebabkan karena faktor internal dan faktor eksternal yaitu pengaruh dari
lingkungan sekitar. (Wikipedia)
Klasifikasi anak tunalaras
Secara garis besar anak tunalaras
dapat diklasifikasikan menjadi anak yang mengalami kesukaran dalam menyesuaikan
diri dengan lingkungan sosial dan anak yang mengalami gangguan emosi.
Sehubungan dengan itu, William
M.C (1975)
mengemukakan kedua klasifikasi tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Anak yang mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial:
1. The Semi-socialize child, anak
yang termasuk dalam kelompok ini dapat mengadakan hubungan sosial tetapi
terbatas pada lingkungan tertentu. Misalnya: keluarga dan kelompoknya. Keadaan
seperti ini datang dari lingkungan yang menganut norma-norma tersendiri, yang
mana norma tersebut bertentangan dengan norma yang berlaku di masyarakat.
Dengan demikian anak selalu merasakan ada suatu masalah dengan lingkungan di
luar kelompoknya.
2. Children arrested at a primitive
level of socialization, anak pada kelompok ini dalam perkembangan sosialnya,
berhenti pada level atau tingkatan yang rendah. Mereka adalah anak yang tidak
pernah mendapat bimbingan kearah sikap sosial yang benar dan terlantar dari
pendidikan, sehingga ia melakukan apa saja yang dikehendakinya. Hal ini
disebabkan karena tidak adanya perhatian dari orang tua yang mengakibatkan
perilaku anak di kelompok ini cenderung dikuasai oleh dorongan nafsu saja.
Meskipun demikian mereka masih dapat memberikan respon pada perlakuan yang
ramah.
3. Children with minimum socialization
capacity, anak kelompok ini tidak mempunyai kemampuan sama sekali untuk
belajar sikap-sikap sosial. Ini disebabkan oleh pembawaan/kelainan atau anak
tidak pernah mengenal hubungan kasih sayang sehingga anak pada golongan ini
banyak bersikap apatis dan egois.
2. Anak yang mengalami gangguan
emosi, terdiri dari:
1. neurotic behavior, anak pada
kelompok ini masih bisa bergaul dengan orang lain akan tetapi mereka mempunyai
masalah pribadi yang tidak mampu diselesaikannya. Mereka sering dan mudah
dihinggapi perasaan sakit
hati, perasaan cemas, marah, agresif dan perasaan bersalah. Di samping itu
kadang mereka melakukan tindakan lain seperti mencuri dan
bermusuhan. Anak seperti ini biasanya dapat dibantu dengan terapi seorang konselor. Keadaan neurotik ini biasanya
disebabkan oleh sikap keluarga yang menolak atau sebaliknya, terlalu memanjakan
anak serta pengaruh pendidikan yaitu karena kesalahan pengajaran atau juga
adanya kesulitan belajar yang berat.
2. children with psychotic processes,
anak pada kelompok ini mengalami gangguan yang paling berat sehingga memerlukan
penanganan yang lebih khusus. Mereka sudah menyimpang dari kehidupan yang
nyata, sudah tidak memiliki kesadaran diri serta tidak memiliki identitas diri.
Adanya ketidaksadaran ini disebabkan oleh gangguan pada sistem syaraf sebagai akibat dari keracunan,
misalnya minuman keras dan obat-obatan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar